Sabtu, 23 Januari 2010

sumur artesis

Kami perusahaan kontraktor yang melayani jasa pengeboran sumur bor, sumur submersible, sumur artesis, sumur dalam, jasa sumur bor untuk mendapatkan air bersih dengan harga dan biaya bersaing hingga kedalaman 200m dengan tenaga ahli berpengalaman untuk rumah, perumahan, hotel,pabrik, apartemen. Kami juga dengan geolistrik dan geosonar jasa pencarian titik air jasa deteksi sumber air minum. jasa geosonar sumur bor Jasa Deep Well Hydrolic Driil gali galian sumur tukang gali sumur pemboran membuat pembuatan proyek tanah

teori terbentuknya reservoir migas

Minyak dan gas bumi trebentukdari binatang-binatang purba yang tertimbun dalam tanah yang kemudian terendapkan baik pada lingkungan pengendapan darat, laut maupun transisi. Seiring dengan perjalanan waktu sisa-sisa binatang purba tersebut akan menjadi proses pematangan menjadi migas dalam batuan induk, kemudian akan bermigrasi sampai terperangkap ke dalamsuatu sistem reservoir dan terakumulasi disana.




Dalam mendapatkan tempat terakumulasinya migas dibawah permukaan, kita harus mencari struktur antiklin dari lapisan / cekungan suatu wilayah/ daerah.

Anticlinal Theory (Teori Antiklin) : Teori tentang akumulasi minyak, gas , dan air pada lapisan cembung dalam tatanan tertentu (air paling bawah) asalkan strukturnya mengandung batuan reservoir, yang berhubungan baik dengan batuan induk, dan ditutupi dengan batuan tudung.

underbalanced drilling

Underbalanced drilling (UbD) adalah metode drilling dengan menggunakan mud weight yang SGnya lebih kecil daripada tekanan formasi. Adapun fungsinya adalah untuk mencegah atau mengurangi infiltrasi mud ke formasi yang dapat merusak formasi atau pembentukan skin pada formasi.
Underbalanced Drilling pada dasarnya mengebor sumur dengan menggunakan fluida, dimana densitasnya menghasilkan tekanan hidrostatis di dalam sumur yg lebih kecil daripada tekanan di formasi. Tujuan utamanya adalah meminimalkan “skin” atau formation damage, sehingga diharapkan produksi hidrokarbon akan lebih baik. Fluida yg umum digunakan bisa yang incompressible (air) atau yang compressible (angin, foam, aerated diesel, dsb). Aplikasi umumnya adalah re-entry drilling di reservoir yg mempunyai karakter:
1. Sensitif, mudah damage.
2. Depleted
3. Highly fractured

Tekanan formasi harus bisa diketahui seakurat mungkin sehingga fluida pengeboran dapat diprogram untuk mencegah kick dan juga mencegah loss circulation. densitas lumpur harus pas berada di celah antara tekanan formasi dan tekanan fracture. Pemboran underbalanced merupakan metoda pemboran dimana tekanan hidrodinamik dasar sumur didesain agar lebih kecil dibandingkan tekanan formasi.

Pada kondisi itu fluida reservoir masuk ke sumur dan ikut tersirkulasi ke permukaan. Ini tentu saja akan mempengaruhi sifat fisik fluida di annulus. Sifat fisik fluida di sumur pada pemboran underbalanced tidaklah mudah untuk ditentukan. Ini dikarenakan sifat fisik fluida dipengaruhi oleh tekanan hidrodinamik dan komposisi fluida, sementara tekanan hidrodinamik juga bergantung pada sifat fisik fluida. Selain itu komposisi fluida di annulus juga bergantung pada laju influks yang juga bergantung pada tekanan. Jadi kesemuanya itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga membuat penentuan parameter transportasi cutting menjadi rumit. Untuk memecahkan masalah ini kemudian dilakukan filterasi antara tekanan, laju alir influks dan sifat fisik influks sampai didapat harga yang sesuai.

Pada studi ini, pemodelan aliran underbalanced digunakan fluida foam, emulsi, oil base mud dan aerated mud sebagai fluida pemboran dengan tiga macam fluida influks, yaitu minyak, air dan gas. Kombinasi dari tipe fluida pemboran dan influks membuahkan hasil perhitungan parameter transportasi cutting dan tekanan yang bervariasi. Pada tugas akhir ini dilakukan penentuan tekanan hidrodinamik pada operasi horizontal coiled tubing underbalanced drilling, sifat fisik fluida campuran, dan parameter transportasi cuttingnya. Selain itu dilakukan juga penentuan pengaruh beberapa faktor seperti ukuran coiled tubing, ukuran lubang, jenis fluida pemboran, dan Jenis influks terhadap pengangkatan cutting.

Salah satu contoh di daerah jatibarang, Berdasarkan data-data geologi dan reservoir, dapat disimpulkan bahwa tekanan formasi dilapisan Vulkanik Jatibarang telah mengalami penuruan gradien tekanan yang mana telah berada dibawah gradien tekanan abnormal. Dalam melakukan pemboran dengan air saja sudah akan menghasilkan tekanan hidridinamik diatas tekanan formasi, inilah penyebab hilangnya sirkulasi saat pemboran berlangsung. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut menggunakan pemboran underbalanced, dengan prinsip kerja yaitu tekanan kolom hidrodinamik lebih kecil Dibandingkan tekanan formasi.

Untuk mengatasi hilang sirkulasi yang terjadi pada pemboran menembus lapisan Vulkanik yang mengandung rekahan-rekahan alam dipergunakanlah gas untuk menurunkan berat dari sistim fluida pemboran. Dilakukan dengan cara menginjeksikan gas kedalam fluida dasar (fresh water). Pemboran underbalanced menggunakan fluida dengan sistim dua fasa (air dan gas) atau dikenal dengan gasfield system. Anallisa yang dilakukan terhadap sistim fluida pemboran ini untuk mengetahui keberhasilan dalam sistim pengangkatan terhadap cutting yang dipengaruhi oleh beberapa parameter yang berhubungan erat dengan tekanan dan temperatur dan supaya memperoleh laju Pemboran yang sangat baik.

Hasil analisa pengangkatan cutting pada pemboran underbalanced berguna untuk mengindentifikasi baik atau tidaknya pengangkatan cutting dan juga untuk merencanakan operasi pengangkatan cutting pada masa yang akan datang, supaya dapat memperoleh laju alir fluida yang optimal.

teknik sensing.

Bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini. Proses ini dapat difahami melalui disiplin ilmu geo-morfologi.

Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktifitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi. Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan. Karenanya pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau. Metode geo-fisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit ini ?inyak bumi dan gas dalam pembicaraan kita-. Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.

Belakangan analisa menggunakan citra satelit lebih banyak dilakukan daripada foto udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:

1. mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;

2. memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;

3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.

Tulisan singkat ini akan mengupas bagaimana minyak dan gas bumi tersimpan di perut bumi, bagaimana hubungan lokasi tersimpannya mineral ini dengan struktur bebatuan di dalamnya. Proses rangkaian eksplorasi dijelaskan secara umum. Kemudian untuk menjelaskan potensi teknik remote sensing dalam menemukan lokasi tersebut, akan dijelaskan tentang fungsi pemetaan geologi dan hubungannya dengan pendugaan struktur bebatuan di bawah permukaan bumi, tempat yang memungkinkan ditemukannya minyak dan gas bumi.

Proses Pembentukan

Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan.

Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.

Proses Eksplorasi: Pemetaan Lineaments, Lithologic dan Geo-botanic

Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi yang menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan pemetaan umum (reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral, dimulailah pemetaan detil. Kedua pemetaan ini membutuhkan kerja validasi lapangan, akan tetapi kerja pemetaan ini sering lebih mudah jika dibantu foto udara atau citra satelit. Setelah proses pemetaan, kerja eksplorasi lebih intensif pada metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik, yang dapat memetakan konstruksi bawah permukaan bumi secara 3-dimensi untuk menemukan lokasi deposit secara tepat. Kemudian dilakukan uji pengeboran.

Sumbangan teknik remote sensing terutama diberikan pada proses pemetaan, yaitu pemetaan lineaments, jenis bebatuan di permukaan bumi dan jenis tetumbuhan.

Eksplorasi minyak dan gas bumi selalu bergantung pada peta permukaan bumi dan peta jenis-jenis bebatuan serta struktur-struktur yang memberi petunjuk akan kondisi di bawah permukaan bumi dengan yang cocok untuk terjadinya akumulasi minyak dan gas. Remote sensing berpotensi dalam penentuan lokasi deposit mineral ini melalui pemetaan lineaments. Lineaments adalah penampakan garis dalam skala regional sebagai akibat sifat geo-morfologis seperti alur air, lereng, garis pegunungan, dan sifat menonjol lain yang menampak dalam bentuk zona-zona patahan. Dengan menggunakan citra satelit gambaran keruangan alur air misalnya dapat dilihat dalam skala luas, sehingga kemungkinan mencari relasi keruangan untuk lokasi deposit mineral lebih besar.

Pemetaan lineament walaupun dapat dilakukan secara monoskopik (menggunakan satu citra), tetapi akan lebih produktif jika digabungkan dengan pemetaan lithologic atau pemetaan unit-unit bebatuan yang dilakukan secara stereoskopik (yang dapat mendeteksi ketinggian, karena dilakukan pada dua buah citra stereo). Kalangan ahli geologi meyakini bahwa refleksi gelombang elektromagnetik pada kisaran 1,6 sampai 2,2 mikrometer (=10-6 meter) atau pada spektrum pertengahan infra-merah (1,3 ·3,0 mikrometer) sangat cocok untuk eksplorasi mineral dan pemetaan lithologic. Keberhasilan pemetaan ini bergantung pada bentuk topografi dan karakteristik spektral sebagaimana diamati citra satelit. Untuk kawasan yang dipenuhi tumbuhan, mesti dilakukan pendekatan geo-botanic, yaitu pengetahuan tentang hubungan antara jenis tetumbuhan dengan kebutuhan nutrisi serta air pada tanah tempat tumbuhan ini tumbuh. Dengan demikian distribusi tetumbuhan pun dapat menjadi indikator dalam mendeteksi komposisi tanah dan material bebatuan di bawahnya.

Interpretasi citra dalam menemukan garis-garis patahan geologis memang membutuhkan keahlian tersendiri. Jika hanya mengandalkan lineaments, maka beberapa riset menunjukkan cukup banyak perbedaan interpretasi. Karenannya data garis ini dikorelasikan dengan karakteristik lain yang tertangkap sensor remote sensing, yaitu jenis bebatuan, yang merupakan cerminan mineralisasi permukaan bumi. Studi tentang jenis bebatuan dan respon spektral sangat membantu pencarian permukaan di mana deposit mineral tersimpan.

Metode keempat dari Artificial Lift disebut sistem jet pump. Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan tinggi lalu disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak. Melewati lubang nosel, fluida ini akan bertambah kecepatan dan energi kinetiknya sehingga mampu mendorong minyak sampai ke permukaan.












Terakhir, sistem yang memakai progressive cavity pump (sejenis dengan mud motor). Pompa dipasang di dalam sumur tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang disebut sucker rod.

eksplorasi-atau-pencarian-minyak-bumi

Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.

Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini
Kajian Geologi

Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:

* Batuan Sumber (Source Rock)

Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.

* Tekanan dan Temperatur

Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.

* Migrasi

Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.

* Reservoar

Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.

* Perangkap (Trap)

Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.

Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Kajian Geofisika

setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.

Metoda tersebut adalah:

1. Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.
2. Data resistiviti
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida didalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
3. Data porositas
4. Data berat jenis

* Data berat jenis

Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda

ledakan minyak tewaskan 100 orang

Kata para petugas bantuan di Nigeria, lebih dari 100 orang tewas ketika sebuah pipa minyak meledak di bagian tenggara negeri itu. Ketua Palang Merah Nigeria, Emmanuel Ijiwere mengatakan, jumlah korban yang tewas kemungkinan akan terus naik sambil para petugas terus mencari korban-korban lainnya di kota Onicha. Kata para pejabat setempat, ledakan terjadi hari Kamis, ketika orang desa menggunakan ember-ember untuk menampung bensin dari pipa minyak yang bocor. Kata para saksi, api masih terus menyala, tapi polisi telah menutup kawasan berbahaya itu. Kebakaran yang disebabkan pipa bensin yang bocor telah menewaskan ratusan penduduk desa dalam tahun-tahun belakangan ini.

ledakan minyak tewaskan 100 orang

Kata para petugas bantuan di Nigeria, lebih dari 100 orang tewas ketika sebuah pipa minyak meledak di bagian tenggara negeri itu. Ketua Palang Merah Nigeria, Emmanuel Ijiwere mengatakan, jumlah korban yang tewas kemungkinan akan terus naik sambil para petugas terus mencari korban-korban lainnya di kota Onicha. Kata para pejabat setempat, ledakan terjadi hari Kamis, ketika orang desa menggunakan ember-ember untuk menampung bensin dari pipa minyak yang bocor. Kata para saksi, api masih terus menyala, tapi polisi telah menutup kawasan berbahaya itu. Kebakaran yang disebabkan pipa bensin yang bocor telah menewaskan ratusan penduduk desa dalam tahun-tahun belakangan ini.

perforating.

Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.>
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Stimulasi (Acidizing)

Stimulasi adalah merangsang sumur yang merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk meningkatkan harga permeabilitas formasi yang mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan laju produksi yang besar, yang akhirnya produktifitas sumur akan menjadi lebih besar jika dibandingkan sebelum diadakannya stimulasi sumur. Stimulasi dilakukan pada sumur-sumur produksi yang mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh adanya kerusakan formasi (formation damage) disekitar lubang sumur dengan cara memperbaiki permeabilitas batuan reservoir. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi Acidizing dan Hydraulic Fracturing.

Alasan dilakukanya stimulasi antara lain karena adanya hambatan alami yaitu permeabilitas reservoir yang rendah sehingga menyebabkan fluida reservoir tidak dapat bergerak secara cepat melewati reservoir dan hambatan akibat yaitu yang sering disebut dengan kerusakan formasi (formation damage), kerusakan fomasi ini kebanyakan disebabkan oleh operasi pemboran dan penyemenan yang menyebabkan permeabilitas batuan menjadi kecil jika dibandingkan dengan permeabilitas alaminya sebelum terjadi kerusakan formasi, pengecilan permeabilitas batuan formasi ini akan mengakibatkan terhambatnya aliran fluida dari formasi menuju ke lubang sumur sehingga pada akhirnya akan menyebabkan turunnya produktivitas suatu sumur.

Sasaran dari stimulasi ini adalah formasi produktif, karena itu karakteristik reservoir mempunyai pengaruh besar pada pemilihan stimulasi. Karakteristik reservoir meliputi karakteristik batuan maupun karakteristik fluida reservoir terutama berpengaruh pada pemilihan fluida treatment baik pada acidizing maupun pada hydraulic fracturing, faktor lain yang berpengaruh dalam treatment ini adalah kondisi reservoir yaitu volume pori, tekanan dan temperatur reservoir.

Pemeliharaan Pompa-pompa di Rig Pemboran

Pompa lumpur adalah suatu alat untuk memompakan cairan dengan mengubahtenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis. Fungsinya untuk memberikan dayahidrolis berupa tekanan dan volume aliran/debit lumpur, dengan mengalirkanlumpur dari tangki melalui manifold stand pipe masuk ke drill string, menuju kenozzle pahat dengan mengefektifkan jet velosity-nya. Kemudian dengan tekananyang dihasilkan oleh pompa lumpur, cairan pemboran akan membawa serbuk bordari dasar lubang menuju permukaan melalui annulus. Sedangkan prinsip kerja pompa triplex single acting itu sendiri adalahdengan satu kali gerakan bolak-balik akan menghasilkan satu kali kerja. Dimanapada saat piston bergerak ke belakang terjadi langkah pengisapan sehingga liner terisi oleh cairan. Karena pompa triplex bekerja cepat maka pengisian liner dilakukan oleh pompa centrifugal sebagai super charging-nya. Sedangkan padasaat piston bergerak ke depan, maka terjadi langkah penekanan (discharge)sehingga volum cairan yang ada di salam liner terdorong keluar menuju dischargemanifold

Pemeliharaan Pompa-pompa di Rig Pemboran

Pompa lumpur adalah suatu alat untuk memompakan cairan dengan mengubahtenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis. Fungsinya untuk memberikan dayahidrolis berupa tekanan dan volume aliran/debit lumpur, dengan mengalirkanlumpur dari tangki melalui manifold stand pipe masuk ke drill string, menuju kenozzle pahat dengan mengefektifkan jet velosity-nya. Kemudian dengan tekananyang dihasilkan oleh pompa lumpur, cairan pemboran akan membawa serbuk bordari dasar lubang menuju permukaan melalui annulus. Sedangkan prinsip kerja pompa triplex single acting itu sendiri adalahdengan satu kali gerakan bolak-balik akan menghasilkan satu kali kerja. Dimanapada saat piston bergerak ke belakang terjadi langkah pengisapan sehingga liner terisi oleh cairan. Karena pompa triplex bekerja cepat maka pengisian liner dilakukan oleh pompa centrifugal sebagai super charging-nya. Sedangkan padasaat piston bergerak ke depan, maka terjadi langkah penekanan (discharge)sehingga volum cairan yang ada di salam liner terdorong keluar menuju dischargemanifold

Temukan Sumur Minyak di Baturaja


Direktur Medco Lukman Mahfoedz menguraikan, pemboran sumur North-Temelat-1 yang mulai ditajak sejak 24 Oktober 2009 dan dibor sampai dengan kedalaman 2.156 kaki dari rencana awal 2.200 kaki MD, serta kandungan lapisan dnegan menggunakan penjepit 16/16 yang menghasilkan aliran minyak 180 barel minyak per hari sepanjang Desember 2009.

Dari kegiatan pemboran dan uji kandung lapisan tersebut, MEdco berhasil menemukan sumur minyak baru dan merencana akan memproduksi minyak pada selang 1.910"-1.916" di Formasi Baturaja.

Untuk kegiatan pemboran di Sumur Makmur sudah dilakukan pemboran hingga 4.468 kaki MD dari rencana semula 4.392 kaki MD. Akan tetapi tidak ada hasil yang terlihat dari sumur tersebut dan perseroan berencana untuk tidak menindaklanjuti kegiatan tersebut. "Oleh karena itu, sumur ditutup dan ditingglkan," katanya.

Sedangkan kegiatan pemboran di Blok Rimau, perseroan menanjak sumur Kalisa 1 dan akan melakukan pemoran sampi kedalam akhir 2.850 kaki MD. Hingga Desemebr 2009, perseroan telah membor hingga kedalaman 2.680 kaki MD. "Namun belum mendapatkan hasil," katanya. [san/cms]

Jenis Sumur Pemboran

Ada berapa macam jenis sumur ?

Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur :

Pertama, sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.

Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.

Ketiga, sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.

Istilah persumuran lainnya :

* Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya. Aliran fluida dari bawah ke atas.
* Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil Recovery di bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.
* Sumur vertikal : sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.
* Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus vertikal, bisa berbentuk huruf S, J atau L.
* Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian dari sumur berarah.

Kamis, 21 Januari 2010

rig


Berdasarkan data dari Natural Gas Fundamentals, Institut Francais Du Petrole pada tahun 2002, cadangan terbukti (proved reserves) gas alam dunia ada sekitar 157.703 109 m3 atau 142 Gtoe (1000 m3 = 0,9 toe). Jumlah cadangan ini jika dengan tingkat konsumsi sekarang akan dapat bertahan sampai lebih dari 60 tahun. Apabila kita bandingkan dengan cadangan minyak dunia, maka berdasarkan tingkat konsumsi sekarang, minyak bumi hanya akan dapat bertahan sampai 40 tahun ke depan saja. Namun demikian, penemuan baru cadangan gas alam umumnya lebih cepat daripada tingkat konsumsinya. Pada tahun 1970, cadangan terbukti gas alam dunia hanya sekitar 35 Gtoe. Dengan asumsi konsumsi sebesar 47 Gtoe, berarti selama 30 tahun terakhir tambahan cadangan gas alam adalah sebesar 154 Gtoe.

Dengan menggunakan metode estimasi yang konvensional, total sumber gas alam dunia dapat mencapai 450 gtoe, sedangkan apabila estimasi berdasarkan unconventional yang tingkat ketidakpastiannya lebih tinggi maka sumber gas alam dapat mencapai 650 gtoe. Cadangan gas alam tersebar di seluruh benua, dengan cadangan terbukti (proved reserves) terbesar berada pada negara-negara pecahan Uni Soviet dan Timur Tengah.

Diposkan oleh migasnet03_abdulro753 di 08:19 0 komentar

Apa itu Rig?


Apakah rig? Apa saja jenis-jenisnya?

Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses sumur. Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur.

Umumnya, rig dikategorikan menjadi dua macam menurut tempat beroperasinya:

* Rig darat (land-rig): beroperasi di darat.

* Rig laut (offshore-rig): beroperasi di atas permukaan air (laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta sungai).

Ada bermacam-macam offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air:

* Swamp barge: kedalaman air maksimal 7m saja. Sangat umum dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.

* Tender barge: mirip swamp barge tetapi di pakai di perairan yang lebih dalam.

* Jackup rig: platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga atau empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak dasar laut. Terus badan rig akan diangkat sampai di atas permukaan air sehingga bentuknya menjadi semacam platform tetap. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semua kakinya haruslah dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung di atas permukaan air. Lalu rig ini ditarik menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi yang dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari 5m sampai 200m.

* Drilling jacket: platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan cocok dipakai di laut tenang dan dangkal. Sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.

* Semi-submersible rig: sering hanya disebut “semis” merupakan rig jenis mengapung. Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig jackup. Karena karakternya yang sangat stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak besar dan bercuaca buruk.

* Drill ship: prinsipnya menaruh rig di atas sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal dikontrol oleh sistem thrusterberpengendali komputer. Dapat bergerak sendiri dan daya muatnya yang paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah terpencil atau jauh dari darat.

Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam:

* Drilling rig: rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru maupun memperdalam sumur lama.

* Workover rig: fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.

teknik-sensing-untuk-melacak-lokasi.

Bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini. Proses ini dapat difahami melalui disiplin ilmu geo-morfologi.

Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktifitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi. Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan. Karenanya pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau. Metode geo-fisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit ini ?inyak bumi dan gas dalam pembicaraan kita-. Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.

Belakangan analisa menggunakan citra satelit lebih banyak dilakukan daripada foto udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:

1. mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;

2. memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;

3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.

Tulisan singkat ini akan mengupas bagaimana minyak dan gas bumi tersimpan di perut bumi, bagaimana hubungan lokasi tersimpannya mineral ini dengan struktur bebatuan di dalamnya. Proses rangkaian eksplorasi dijelaskan secara umum. Kemudian untuk menjelaskan potensi teknik remote sensing dalam menemukan lokasi tersebut, akan dijelaskan tentang fungsi pemetaan geologi dan hubungannya dengan pendugaan struktur bebatuan di bawah permukaan bumi, tempat yang memungkinkan ditemukannya minyak dan gas bumi.

Proses Pembentukan

Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan.

Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.

pertamina N natuna


Natuna D Alpha merupakan lapangan migas yang sebelumnya dikelola ExxonMobil. Selama ini, Exxon menerapkan bagi hasil 100:0 sebelum pajak, sehingga pemerintah tidak mendapatkan apa pun.
(Istimewa)

Pengamat minyak Pri Agung Rakhmanto menyatakan mendukung penyerahan pengelolaan blok Natuna ke Pertamina. Pasalnya, hal ini dapat dijadikan pembuktian kemampuan sumberdaya dalam negeri dalam memproduksi minyak bumi nasional.

"Buat saya ini lebih bagus kalau dipegang Pertamina dibandingkan diberikan ke Exxon. Berilah kesempatan bagi anak bangsa untuk membuktikan kemampuannya," ujar Pri kepada INILAH.COM di Jakarta, Jumat (8/2).

Kendati merasa optimistis terhadap keputusan pemerintah, Pri masih mengkhawatirkan kinerja Pertamina dalam memproduksi migas di Pekanbaru tersebut. Pasalnya, Pertamina pernah dipengaruhi dan dimanfaatkan bagi kepentingan para pejabat negara, sehingga hasil migas tanah air tidak pernah optimal.

"Kemungkinan gagal pasti ada. Dulu kan Pertamina masih dijadikan 'sapi perah' bagi elit-elit yan berkuasa, dan kita tidak bisa berharap banyak dari situ. Jadi mulai sekarang Pertamina harus membenahi kinerjanya," lanjutnya.

Untuk itu, Pri mengharapkan penyerahan Natuna ke Pertamina kali ini dijadikan permulaan yang baru. Ada kontrak yang jelas, terutama tentang pengaturan bagi hasil yang diterima pemerintah.

"Mestinya kalau itu betul-betul diserahkan ke Pertamina, sejak sekarang ya harus berubah. Natuna harus dijadikan modal awal untuk mencapai perubahan itu. Kita masih belum tau bagaimana bagi hasil yang diberikan ke Pertamina itu. Karenanya, term kontraknya itu harus jelas. Poin saya di itu," jar Pri.

Natuna D Alpha merupakan lapangan migas yang sebelumnya dikelola ExxonMobil. Selama ini, Exxon menerapkan bagi hasil 100:0 sebelum pajak, sehingga pemerintah tidak mendapatkan apa pun. Namun, selama 21 tahun sebagai operator, Exxon dinilai belum melakukan pengembangan yang signifikan sehingga kontraknya dicabut.





Adapun Blok Natuna D Alpha diperkirakan memiliki cadangan gas cukup besar yakni hingga 46 triliun kaki kubik. Namun, 70% cadangan gas tersebut mengandung CO2.

Lebih lanjut Pri menanggapi positif niat pemerintah menerapkan aturan baru dalam cost recovery demi meminimalisir beban negara. Yaitu pemisahan biaya pengembangan lapangan migas yang belum berproduksi di satu blok dengan lapangan yang sudah berproduksi di blok yang sama.

"Seharusnya ini diterapkan dari dulu. Jadi cost recovery hanya berlaku pada yang berproduksi saja," tambahnya.

Adanya revisi itu menurut Pri menunjukkan bahwa sistem cost recovery dalam negeri selama ini belum efisien, sehingga ada yang harus dibenahi.

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan Blok Natuna D Alpha ke Pertamina terkait buntunya negosiasi dengan Exxon. Adapun negosiasi yang telah berjalan setahun ini ditekankan pada revisi porsi bagi hasil.

"Kita harus jelas, maka langkah yang diambil harus menguntungkan Indonesia," ujar wapres usai meninjau lapangan duri milik Chevron Pacific Indonesia di Pekanbaru, Riau, Kamis (7/2).

Dirut Pertamina Ari H Soemarno mengakui pihaknya sudah diberitahu secara informal meskipun belum ada pemberitahuan formal atau tertulis. Namun ia belum tahu berapa persen Pertamina mendapat kepemilikan di blok tersebut.

Pertamina pun sedang mengkaji berbagai pilihan untuk pendanaan pengelolaan blok Natuna D Alpha mulai dari project financing sampai obligasi. "Kita lihat nanti, model apa yang baik, project financing, obligasi," kata Dirut Pertamina Ari Soemarno usai sholat Jumat di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/2).

Namun Ari pun menegaskan, bahwa untuk mengelola Blok Natuna tidak mungkin sendiri. Dengan tingkat kesulitan mengembangkan gas dari Natuna, dibutuhkan teknologi tinggi untuk memisahkan kandungan CO2 yang tinggi dan terletak di laut.

Apalagi investasi yang harus dikeluarkan untuk mengembangkan blok itu sekarang sudah mencapai sekitar US$ 52 miliar. Membengkak dari estimasi sebelumnya yang sekitar US$ 25 miliar.

Karenanya, Ari menegaskan Pertamina akan menggandeng beberapa perusahaan minyak yang sudah berpengalaman. "Pertamina harus cari partner, jelas sendiri nggak bisa. Harus cari partner yang punya modal dan teknologi yang jelas," katanya

Ari menyebut sejumlah mitra yang bisa diajak bekerja sama antara lain ExxonMobil, StatOil, Shell, Eni, dan PetroChina pada pengembangan hulu serta PTT Thailand, Petronas, dan PetroVietnam dalam penjualan.
Pertamina seharusnya merasa bersyukur, sebagai satu-satunya BUMN yang menguasai sumber minyak di negara sebesar Indonesia, Pertamina mendapat berbagai prioritas dan banyak peluang dari segala eksekusi di bidang energi. Namun, tantangan dan hambatan juga tidak kalah besar, terkait kepentingan petinggi negara yang rakus materi.

blok cepu

MESKI terletak di tengah hutan, tidak sulit untuk mencapai Lapangan Kemuning. Jalan menuju lokasi, sebagian besar sudah beraspal. Hanya sekitar 500 meter saja jalan menuju lapangan itu berupa jalan bebatuan. Jalan makadam ini membelah hutan jati lebat milik Perhutani KPH Cepu.

Sebagian besar jalan menuju lokasi yang sudah beraspal, menyebabkan perjalanan dari pusat Kota Blora ke Lapangan Kemuning hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Jarak dari Kota Blora sendiri mencapai sekitar 20 kilometer. Mobil dan truk bisa masuk hingga ke lokasi sumber minyak.

Tidak seperti tiga lapangan migas Blok Cepu yang berada di Bojonegoro yang ketat penjagaannya, di Lapangan Kemuning dan Alasdoro hanya terdapat beberapa petugas penjaga. Mereka pun terlihat lebih familier dengan warga sekitar atau pun warga yang baru dikenalnya. Jalan masuk ke lokasi dari arah Nglobo, hanya akan dijumpai pintu gerbang yang dibangun Pertamina. Hal ini cukup beralasan. Sebab di daerah ini juga terdapat beberapa sumur minyak yang dikelola perusahaan milik pemerintah tersebut. Warga di sekitar kawasan lapangan minyak, bebas keluar masuk melalui pintu gerbang yang hanya dijaga 2-3 orang. Lepas dari pintu gerbang ini kita akan menjumpai pemukiman warga yang terdiri dari beberapa desa. "Jalan ini adalah jalan umum. Jadi semua boleh melewati jalan ini," ujar salah seorang warga.

Meski demikian 500 meter sebelum masuk Lapangan Kemuning, pengendara yang membawa mobil ataupun motor, harus berhati-hati. Sebab kondisi jalan berbatu cukup terjal serta sebagian lainnya berupa tanah dapat membuat mobil atau motor terjungkal jika pengendara tidak mampu mengendalikan laju kendaraannya.

Jarak terdekat rumah warga dengan lokasi sumber minyak, sekitar 300 meter. Lokasi sumber minyak yang terletak di tengah hutan, menyebabkan warga tidak banyak yang mendatangi tempat ini. Belum adanya aktivitas eksplorasi menyebabkan tempat ini sepi. Yang terlihat di sini hanya berupa patok besi dan tabung penampungan minyak yang menandai di tempat ini diketemukan sumber minyak.







Selain itu terlihat pula pipa-pipa minyak yang menghubungkan beberapa sumur minyak dengan stasiun penampungan minyak. Untuk menjaga keamanan di sekitar kawasan penampungan minyak, Exxon Mobille juga membuat pagar dari besi dengan tinggi tak sampai dua meter yang mengelilingi sumber minyak atau stasiun penampungan. Ada 2-3 petugas keamanan terlihat berjaga di tempat ini.

Tak jauh dari Lapangan Kemuning dan Alasdoro, aktivitas eksploitasi dan produksi dari beberapa sumber minyak dilakukan Pertamina. Seperti halnya di Desa Nglobo, di tempat ini terlihat peralatan produksi yang bekerja tanpa kenal lelah di beberapa blok sumur minyak.

Tidak Tahu

Kepala Desa Genjahan, Sudar (52), mengemukakan dirinya tidak mengetahui banyak tentang keberadaan sumber minyak di desanya tersebut. Menurutnya, atas lokasi sumber minyak di tengah hutan milik Perhutani KPH Cepu, perangkat desa, termasuk dirinya, tidak dilibatkan baik dalam pengurusan penemuan sumber minyak, maupun pembuatan patok dan pagar di sekitar lokasi. "Sampai saat ini saya tidak tahu siapa yang mengurus sumber minyak itu. Apakah Pertamina atau Exxon atau malah perusahaan lain. Sebab tanah di sumber minyak itu milik Perhutani meski tanah itu masuk wilayah desa ini. Kami juga tidak pernah diajak ngomong terkait penemuan sumber minyak ini," ujarnya.

Sudar yang sudah menjabat kades sejak 1985 ini menjelaskan, secara geografis Lapangan Kemuning masuk Desa Genjahan, namun lebih dekat dengan Desa Nglebo. Jalan tembus dari Desa Genjahan ke Kemuning tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Pengendara sepeda motor ataupun sepeda biasa, harus ekstra hati-hati jika melewati jalan tembus yang jaraknya sekitar 3 kilometer. Pasalnya selain terjal dan turun naik, saat hujan turun jalan tersebut sangat becek.

Bagaimana dengan lapangan minyak di Alasdoro ? Sama seperti Kemuning, sebagian besar masyarakat di Desa Ngawenan ataupun Nglebur tidak mengetahui bahwa di desanya ada lapangan minyak yang dikelola Exxon. Mereka hanya tahu, pihak Pertaminalah yang mengelola sumber minyak di sekitar Kecamatan Sambong. Hal ini cukup beralasan. Sebab di kecamatan yang jaraknya sekitar 35 kilometer dari Kota Blora ini terdapat beberapa sumber minyak yang sebagian besar dikelola Pertamina. "Saya kurang paham tentang sumber minyak di Alasdoro. Yang saya tahu memang di tempat itu diketemukan sumber minyak. Seberapa besar kapasitas produksi dan kapan akan berproduksi, saya tidak tahu," ujar Wito, salah seorang tokoh masyarakat di desa ini.



Kita tentu masih ingat gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh di akhir tahun 2004. Gempa bumi yang melanda Aceh dan Pulau Sumatera bagian utara pada tanggal 26 Desember 2004 adalah gempa bumi yang termasuk dalam kategori gempa bumi terdahsyat yang pernah terjadi di bumi setelah gempa bumi dahsyat yang melanda Alaska pada tahun 1964. Gempa bumi yang melanda Alaska tersebut mempunyai kekuatan sebesar 9.2. Gempa bumi yang melanda Sumatera pada tahun 2004 ini mampu mengubah lantai samudera dan menghasilkan gelombang tsunami yang mampu menghancurkan apa saja yang dilaluinya mulai dari Pulau Sumatera bagian utara, Thailand, Sri lanka, India, bahkan sampai ke pesisir timur benua Afrika.

Kita tentu masih ingat gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh di akhir tahun 2004. Gempa bumi yang melanda Aceh dan Pulau Sumatera bagian utara pada tanggal 26 Desember 2004 adalah gempa bumi yang termasuk dalam kategori gempa bumi terdahsyat yang pernah terjadi di bumi setelah gempa bumi dahsyat yang melanda Alaska pada tahun 1964. Gempa bumi yang melanda Alaska tersebut mempunyai kekuatan sebesar 9.2. Gempa bumi yang melanda Sumatera pada tahun 2004 ini mampu mengubah lantai samudera dan menghasilkan gelombang tsunami yang mampu menghancurkan apa saja yang dilaluinya mulai dari Pulau Sumatera bagian utara, Thailand, Sri lanka, India, bahkan sampai ke pesisir timur benua Afrika.

pertamina-ep-temukan-gas-di-sumur.

Jakarta, IEW – PT Pertamina EP (Eksplorasi dan Produksi) kembali menemukan gas 12 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) melalui sumur pemboran Matindok 2 (MTD-2) di Lapangan Matindok, Sulawesi Tengah. Penemuan tersebut menambah potensi gas yang bisa diproduksikan dari Lapangan Matindok. “Sebelumnya, dari sumur MTD-1 ditemukan hasil sebanyak Sembilan MMSCFD,” kata M. Harun, Manager Humas Pertamina EP, di Jakarta, Jumat (03/04/2009).

Menurut dia, Pertamina EP akan menambah dua sumur tambahan yakni MTD-3 dan 4 pada tahun 2010-2011. Rencana pengembangan (plan of development/POD) Matindok telah disetujui Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) pada 24 Desember 2008. “Hasil gas Matindok akan dikirim ke Kilang Donggi Senoro LNG yang dioperasikan PT DS LNG pada tahun 2012-2013,” kata Harun.

pemboran sumur

Bagaimana pengerjaan pemboran sumur dilakukan ?

Pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor, membawa cutting hasil pemboran

jenis sumur pemboran

Ada berapa macam jenis sumur ?

Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur :

Pertama, sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.

Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.

Ketiga, sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.

Istilah persumuran lainnya :

* Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya. Aliran fluida dari bawah ke atas.
* Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil Recovery di bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.
* Sumur vertikal : sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.
* Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus vertikal, bisa berbentuk huruf S, J atau L.
* Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian dari sumur berarah.

cara menemukan minyak

Bagaimana caranya menemukan minyak bumi ?

Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik, membor sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.

Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.

Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.

Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.

Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.

Aplikasi metode seismik :

1. Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.
2. Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik.
3. Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.

geologi

Geologi (berasal dari Yunani γη- (ge-, "bumi") dan λογος (logos, "kata", "alasan")) adalah Ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dah proses yang membentuknya.

Geologiwan telah membantu dalam menentukan umur Bumi yang diperkirakan sekitar 4.5 milyar (4.5x109) tahun, dan menentukan bahwa kulit bumi terpecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak di atas mantel yang setengah cair (astenosfir) melalui proses yang sering disebut tektonik lempeng. Geologiwan membantu menemukan dan mengatur sumber daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa, dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan helium.

Limbah B3

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian (dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.

Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.

Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk peraturan pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.

pengeboran lepas pantai


Pengeboran lepas pantai bisa dilakukan dengan 3 jenis "kendaraan" atau drilling rig, tergantung pada kedalaman air di tempat tsb:

1. Untuk kedalaman 7 - 15 ft (laut dangkal) biasanya dipakai rig jenis "swamp barge". Caranya yaitu dengan memobilisasi rig ke lokasi sumur, setelah itu rig "ditenggelamkan" dengan cara mengisi ballast tanksnya dengan air. Setelah rig "duduk" di dasar dan "spud can" nya nancep di dasar laut, baru proses pengeboran bisa dimulai. Untuk mencegah rig terdesak arus laut yang kadang2 kuat, biasanya posisi rig distabilkan dulu dengan cara mengikatkan rig pada tiang2 pancang di sekitarnya, sebab apabila tidak stabil dan posisi rig tergeser oleh arus, hal ini bisa bikin problem yang serius, terutama sumur
2. Untuk kedalaman 15 - 250 ft, biasanya digunakan jack-up rig (biasanya berkaki 3 atau 4, dan ada yang type independent legs dengan spud can di masing2 leg atau ada juga yang non-independent leg dengan type "mat foundation" seperti fondasi telapak). Kaki rig dengan type mat foundation ini biasanya dipakai di daerah2 laut yang mempunyai soft seabed (dasar laut yang empuk sehingga dengan kaki rig type mat amblesnya tidak terlalu dalam). Rig type jack up bisa digunakan untuk ngebor sumur2 explorasi maupun development (pengembangan). Tahapan yang paling critical adalah pada saat rig move-in mendekati platform, karena rig harus mendekati platform pada jarak tertentu. Kalau kebablasan, rig bisa nabrak plarform dan bisa menyebabkan kerusakan yang significant. Jarak antara rig dan platform sudah ditentukan sesuai design agar rig floor dan derrick yang berada di cantilever deck itu bisa di geser2 (skidding) sehingga mencapai semua well slot yang ada di platform tsb. Satu platform bisa berisi 4, 6, 9, 12 atau lebih well slots tergantung besarnya platform. Untuk approaching platform tsb biasanya rig dipandu oleh 2 atau 3 towing boats, dan di-support dengan 2 atau 4 anchor yang ada di rig. Setelah rig dikunci pada final position, barulah kaki2 rig diturunkan dan diberi "beban awal" atau preload dengan cara mengisi tanki2 dengan air. Rig hull nya sendiri hanya dinaikkan sedikit di atas muka laut sampai kaki2 rig itu tidak ambles lagi pada saat 100% preload. Biasanya setelah 3 jam preload test dan rig stabil, "beban awal" itu dibuang dan rig bisa di jack-up sampai pada ketinggian tertentu untuk drilling mode position di atas platform. Di area BP West Java, leg penetration berkisar antara 25 - 50 ft untuk Arjuna dan Arimbi Field, akan tetapi di Bima Field (daerah Zulu dan sekitar kepulauan Seribu), leg penetrationnya bisa > 100ft karena seabednya yang sangat soft (empuk). Pada kasus deep leg penetration, sering repotnya nanti pada saat rig mau demo
3. Untuk laut dalam (>250 ft), digunakan drillships (floater) atau semi-submersible. Drilling rig type floaters biasanya dipakai untuk ngebor sumur2 explorasi karena praktis rig jenis ini gak bisa "nempel" di platform untuk ngebor sumur2 development. Untuk rig jenis ini, biasanya dilengkapi dengan 8 anchor / jangkar, yang tersebar di sekeliling rig. Setelah rig berada di posisi sumur, semua jangkar di-deployed dan di "pretension" sampai dengan 300,000lbs untuk setiap jangkar. Bila jangkar tsb slip pada saat pretension, bisa ditambahkan "piggy back anchor" di belakang jangkar utama. Sama halnya dengan 'preloading' pada type rig jack up, 'pretension' selama mooring operations inipun sangat penting di lakukan pada rig jenis floaters agar nantinya rig benar2 stabil pada saat drilling mode. Selain itu, rig juga dilengkapi dengan "motion compensator" system untuk mengatasi masalah heave, pitch dan roll pada rig jenis floaters, sehingga posisi rig floor relative stabil terhadap lubang sumur at all times. Bahkan di rig2 modern dewasa ini, rig positioning sudah diatur secara computerized agar tetap stabil on position. Setelah semua urusan moving-in ini selesai, barulah Inul, eh...., rig siap untuk ngebor.

Pertamina EP Temukan Gas di Sumur Matindok





Jakarta, IEW – PT Pertamina EP (Eksplorasi dan Produksi) kembali menemukan gas 12 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) melalui sumur pemboran Matindok 2 (MTD-2) di Lapangan Matindok, Sulawesi Tengah. Penemuan tersebut menambah potensi gas yang bisa diproduksikan dari Lapangan Matindok. “Sebelumnya, dari sumur MTD-1 ditemukan hasil sebanyak Sembilan MMSCFD,” kata M. Harun, Manager Humas Pertamina EP, di Jakarta, Jumat (03/04/2009).

Menurut dia, Pertamina EP akan menambah dua sumur tambahan yakni MTD-3 dan 4 pada tahun 2010-2011. Rencana pengembangan (plan of development/POD) Matindok telah disetujui Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) pada 24 Desember 2008. “Hasil gas Matindok akan dikirim ke Kilang Donggi Senoro LNG yang dioperasikan PT DS LNG pada tahun 2012-2013,” kata Harun.

Dari total komitmen, lanjut Harun, pasokan Matindok sebesar 85 MMSCFD, dipenuhi dari Donggi sebesar 50 MMSCFD, Matindok 20 MMSCFD, dan Maleo Raja 15 MMSCFD.

Produksi gas Pertamina EP mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2006, produksi gas mencapai 955 MMSCFD, tahun 2007 naik menjadi 980 MMSCFD, dan tahun 2008 meningkat lagi menjadi 1.003 MMSCFD. “Tahun 2009 Pertamina EP menargetkan produksi gas mencapai 1.123 MMSCFD,” kata Harun.

Produksi minyak Pertamina EP juga mengalami peningkatan sejak 2003 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1 persen dari level produksi 95,6 ribu barel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD tahun 2006.

Tahun 2007, produksi minyak naik 6,7 persen menjadi 110,3 MBOPD dan kembali naik tahun 2008 menjadi 116,6 MBOPD. Menurut Harun, pada 2009, Pertamina EP menargetkan tingkat pertumbuhan
produksi minyak sebesar 6,2 persen dengan target produksi 125,5 MBOPD.

Sumur Minyak Terbakar di Laut Timor

Sebuah sumur minyak di pusat tumpahan minyak besar-besaran di Laut Timor di sebelah barat laut Australia terbakar, Minggu kemarin.

Perusahaan yang menjalankan sumur itu, PTTEP Australasia, mengatakan api berkobar saat dilakukan upaya untuk menyumbat kebocoran di bawah laut di rig West Atlas.

Dikutip dari BBC, Senin (2/11/2009), para insinyur telah berupaya selama lebih dari 10 pekan untuk menghentikan kebocoran yang memuntahkan gas alam dan minyak 400 barel per hari. Seluruh pekerja dilaporkan selamat dan

Puluhan Sumur Minyak Itu Hanya Berkedalaman 3 Meter


Sirkuitindo Utama milik H Hutomo MP (Tommy Soeharto) menemukan puluhan lubang sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

"Temuan lubang sumur minyak tua itu di luar kawasan lapangan minyak tua di tiga desa di Kecamatan Kedewan, yang sekarang ini ditambang penduduk," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Abdul Rochim, Sabtu (31/10).

Abdul Rochim mengaku, pekan lalu, mengikuti survei yang dilakukan Direktur Utama PT Sirkuitindo Utama Tinton Soeprapto ke wilayah Kecamatan Kedewan. Dari survei yang dilakukan itu, ditemukan puluhan lubang sumur minyak tua peninggalan Belanda di tengah-tengah kawasan hutan jati. "Diperkirakan, ada 60 lubang sumur minyak tua," ungkapnya.

Rata-rata kedalaman sumur minyak tua yang sudah terbuka itu berkisar tiga meter. Pembukaan lubang sumur minyak tua yang awalnya ditutup Belanda tersebut dilakukan warga.

"Diuji hanya dengan cara dilempar batu, diperkirakan di kedalaman tiga meter tersebut ada sumber minyaknya," katanya.

Ia menjelaskan, PT Sirkuitindo Utama, yang menggandeng investor asal Malaysia, menandatangani nota kesepahaman dengan Pemkab Bojonegoro pada tanggal 12 Oktober lalu. Dalam nota kesepahaman itu, disepakati bahwa perusahaan itu diberi wewenang untuk melakukan survei sumur minyak tua dalam waktu enam bulan.

Dalam nota kesepahaman disebutkan, survei sumur minyak tua peninggalan Belanda dilakukan di seluruh wilayah Bojonegoro di luar lapangan minyak di Desa Wonocolo, Hargomulyo, dan Beji, Kecamatan Kedewan. "Hasil survei awal itu, perusahasan itu optimistis di wilayah Bojonegoro terdapat titik potensial ladang sumur minyak tua yang bisa dikelola," paparnya.

Selain di Kecamatan Kedewan, titik potensial yang diperkirakan memiliki sumur minyak tua yakni sejumlah desa di Kecamatan Malo, Trucuk, dan Kedungadem.

Dengan adanya temuan awal itu, PT Sirkuitindo Utama optimistis dengan kemampuan yang dimiliki, baik teknologi maupun dana, untuk mampu memproduksikan sumur minyak tua di Bojonegoro.

Produksi sumur minyak tua yang merupakan temuan baru di luar lapangan sumur minyak tua di tiga desa di Kecamatan Kedewan direncanakan diproses di kilang mini milik Tommy dengan kapasitas 10.000 barrel per hari. Kilang tersebut berada di Cepu, Jawa Tengah.

Pengelolaannya bekerja sama dengan Pemkab Bojonegoro. "Survei untuk menemukan titik potensial sumur minyak tua di Bojonegoro masih terus berjalan," katanya.

Sumur minyak Sukowati beroperas


Bojonegoro) Sumur minyak Sukowati 14 di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dijadwalkan mulai berproduksi Rabu. Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java masih uji coba produksi lewat tungku pembakaran untuk membersihkan kerak atau kotoran yang ada di dalam sumur.

Juru bicara JOB Pertamina-Petrochina East Java Catur Susilo mengatakan, secara sistematis sumur minyak mulai diproduksikan dan minyaknya disalurkan ke tempat penampungan di lapangan Mudi di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban. "Produksi sumur minyak Sukowati 14 diperkirakan mencapai 2 ribu barel per hari (bph)," ujarnya.

Berdasarkan data JOB Pertamina-Petrochina East Java, jumlah produksi minyak dari Lapngan A di Desa Campurejo, Kecamatan Kota dan lapangan B di Desa Ngampel, Kecamatan Kota, dengan jumlah 13 buah sumur minyak mencapai 38 ribu barel per hari. Dengan berproduksinya sumur minyak Sukowati 14 tersebut, total produksi minyak dari lapangan Sukowati A dan Lapangan Sukowati B, menjadi sekitar 40 ribu bph.

"Setelah ini,kami mengebor sumur minyak Sukowati 15, masih di kolasi yang sama," kata manajer JOB Pertamina-Petrochina East Java Sukarnoto Sukimin.

Sesuai target, pengeboran sumur minyak Sukowati 15 jadwalnya sama dengan pengeboran sumur minyak Sukowati lainnya, yaitu berkisar dua bulan.

Untuk mencapai produksi puncak 57 ribu bph yang diproyeksikan bisa tercapai pada 2011, JOB Pertamina-Petrochina East Java masih akan ditambah lagi dengan melakukan pengeboran tiga sumur minyak yang masih dicari lokasinya.

PEMBORAN SUMUR LANDAIAN SUHU SWW-1 LAPANGAN PANAS BUMI SUWAWA

Stratigrafi sumur tersusun oleh endapan alluvial (0-34 m), breksi polimik tidak terubah hingga terubah lemah (34-120 m) dan breksi polimik terubah sedang hingga sangat kuat (120-250 m). Struktur geologi dicirikan oleh adanya rekahan-rekahan halus yang umumnya telah terisi oleh urat oksida besi.
Ubahan hidrotermal hanya terjadi mulai kedalaman 120m hingga 250 m, dimana batuan terubah oleh proses argilitisasi, oksidasi dengan/tanpa anhidritisasi, kloritisasi, karbonatisasi, dan piritisasi. Pembentukan batuan ubahan sebagai hasil replacement dari mineral utama pada batuan dan matrik/masa dasar batuan. Intensitas ubahan sedang hingga sangat kuat (SM/TM= 40-80%)
Selama tiga tahapan pengukuran logging temperatur, yaitu pada kedalaman 100 m, 150 m dan 250 m menunjukkan kecenderungan yang relatif meningkat seiring dengan pertambahan kedalaman sumur. Anomali gradient temperatur sekitar 14ºC pada setiap pertambahan 100 m kedalaman sumur.
Batuan dari kedalaman 0 – 120 m belum mengalami ubahan hidrotermal hingga terubah lemah bersifat sebagai lapisan penutup atau overburden. Dari kedalaman 120 – 250 m merupakan breksi polimik dengan tipe ubahan argilik berfungsi sebagai batuan penudung panas (cap rock/clay cap).
Pemboran sumur landaian suhu SWW-1 telah menembus zona ‘up flow” dicirikan adanya peningkatan temperatur seiring pertambahan kedalaman sumur.

PENDAHULUAN
Sunur landaian suhu SWW-1 terletak ± 12 Km di sebelah timur kota Gorontalo, ± 500 m di sebelah utara manifestasi panas bumi Libungo, berada pada posisi geografis 123o 08’ 28,726’’ Bujur Timur dan 00o 31’ 27,086” Lintang Utara. atau pada posisi koordinat UTM 515724 mE dan 57939 mN (zona UTM 51, N) dengan ketinggian ± 18,5 m dpl (Gb. 1).

Penentuan lokasi sumur SWW-1 didasarkan atas hasil penyelidikan terpadu yang menunjukkan beberapa anomali seperti anomali Hg dan CO2, anomali gravity, adanya nilai resistivity rendah di sekitar pemunculan manifestasi panas bumi Libungo dan hasil pengukuran head-on menunjukkan bidang sesar Libungo berarah ke utara (Tim terpadu Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, 2005). Sumber panasnya sendiri berasal dari sisa magma pembentuk tubuh vulkanik Pinogoe yang berumur Kuarter bawah. Dengan demikian lokasi sumur SWW-1 berada pada zona up-flow dalam lingkungan daerah prospek Libungo.

Dengan mengetahui anomali gradient termal di daerah ini dan fluida hidrotermal yang mempengaruhi pembentukkan batuan ubahan,

maka dapat diinterpretasi bahwa di bawah permukaan terdapat suatu batuan reservoir dengan fluida hidrotermal (air panas/uap) bertemperatur cukup tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di masa yang akan dating.

HASIL PENYELIDIKAN TERDAHULU
Secara umum penyebaran batuan di daerah panas bumi Suwawa di bagian utara disusun oleh batuan Plutonik seperti Granit, Diorit. Sedangkan di bagian selatan didominasi batuan produk Bilungala dan batuan vulkanik Pinogoe berumur Tersier Atas-Kuarter Bawah /Andesit, piroklastik (Gb. 2)
Hasil Penyelidikan Geokimia Panas Bumi di daerah Suwawa menunjukkan bahwa mata air panas daerah Libungo mempunyai tipe air klorida dan Lombongo mempunyai tipe air sulfat sedangkan Pangi mempunyai tipe klorida - sulfat dan berada di daerah immature waters. Data isotop Oksigen-18 dan Deuterium mengindi-kasikan bahwa mata air panas tersebut telah dipengaruh oleh air meteorik.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa sistem air panas daerah Suwawa terletak pada zona up flow, dengan suhu bawah permukaan sebesar 150-188 º C. Sebaran Hg tanah dan CO2 udara tanah terdapat di beberapa tempat berupa kantong-kantong. Konsentrasi cukup tinggi dijumpai di daerah Libungo, Bulontala, dan
Lombongo. Kontur sebaran Hg dan CO2 dengan nilai tinggi terdapat pada daerah prospek seluas ± 2.5 km2.
Pola anomali magnit total sisa didaerah penyelidikan dipengaruhi oleh perbedaan nilai kerentanan magnetik batuan dan susunan atau komposisi batuan dibawah permukaan yang erat kaitannya dengan kejadian-kejadian geologi yang pernah terjadi seperti sesar, ubahan dan intrusi dan mineralisasi batuan.
Mata air panas Libungo, Lombongo dan Pangi berlokasi pada daerah transisi antara anomali magnit sedang dan rendah (antara -100 sampai -250 gamma) yang mengindikasikan telah terjadi proses demagnetisasi akibat proses panas dibawah permukaan (proses hidrotermal).
Zona anomali magnit tinggi di baratdaya mata air panas Libungo dan di selatan mata air panas Lombongo, masing-masing diperkirakan berkaitan dengan batuan vulkanik Andesit-dasitan Bilungala dan intrusi berulang batuan diorit Bone yang mengandung mineral magnetik.
Anomali gaya berat Bouguer mengindentifikasikan adanya suatu struktur depressi (graben) berarah baratlaut-tenggara.

Hal tersebut jelas terlihat dari kelurusan kontur dengan harga anomali rendah di bagian tengah dan anomali tinggi dibagian utara dan selatan.
Daerah prospek untuk potensi panas bumi terdapat di bagian timur dengan harga anomali gaya berat sedang atau cenderung rendah (berkisar antara 82 mgal s.d. 90 mgal pada peta anomali Bouguer dan antara -5 mgal s.d. 1 mgal pada peta anomali sisa.

Harga anomali sedang sampai rendah yang terdapat di bagian barat ditafsirkan sebagai defleksi batuan sedimen dan atau alluvial yang cukup tebal, Hal tersebut lebih jelas dilihat dari adanya Danau Perintis.
Berdasarkan interpretasi kualitatif dari pola anomali gaya berat Bouguer dan anomali Sisa, serta interpretasi kuantitatif model PNP1, PNP2, dan PNP3 dapat diperkirakan bahwa sumber panas (heat source) terdapat di bagian bawah daearah prospek tersebut.
Struktur sesar berdasarkan penyelidikan head on pada lintasan P, ditemukan di beberapa tempat yaitu di bawah titik ukur P-2800, P-2300, P-2100, P-1400, dan P-1200. Struktur yang berada di bawah titik P-2300 dijumpai pada kedalaman 100 – 400 m yang menunjam ke bawah dengan sudut kemiringan sekitar 60°. Struktur pada titik lain hanya muncul di permukaan sampai kedalaman ±100 m.
Struktur di lintasan Q terdapat di titik ukur Q-2100, menunjam ke arah selatan dengan kemiringan rata-rata ± 75° sampai kedalaman ± 425 m. Selain itu dijumpai juga di bawah titik Q-1700 yang menumjam ke Q-1800 dengan kemiringan ± 70° ke arah utara dan berlanjut tegak ke bawah sampai kedalaman ± 450 m.
Nilai tahanan jenis semu atau resistiviti semu dalam penggambaran penampang resistiviti semu ini dibagi menjadi tiga kelompok seperti dalam pemetaan resistiviti yaitu a) kelompok resistiviti rendah 100 Wm.
Nilai resistiviti sebenarnya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu a) kelompok resistiviti rendah < 15 ?m dan 15 s.d. < 40 ?m, b) kelompok resistiviti sedang 40 s.d. 200 ?m.
Lapisan yang diduga sebagai lapisan penudung adalah lapisan ketiga dengan kedalaman puncak lapisan antara 200 s.d. 800 m dan tebal 150 s.d. 350 m. Lapisan ini disusun oleh kelompok resistiviti rendah <15 ?m dan 15 s.d. <40 ?m.
Lapisan reservoir bagian atas diduga terisi oleh kelompok resistiviti sedang 40 s.d. < 200 ?m dengan kedalaman puncak lapisan antara 350 s.d 700 m.

HASIL PEMBORAN
Konstruksi Sumur
Secara garis besar kegiatan pemboran diawali dengan bor formasi pakai tricone bit 7 5/8” dari permukaan sampai kedalaman 6 m, cabut rangkaian TB 7 5/8” sampai permukaan, masuk casing 6” (casing pelindung dari permukaan sampai kedalaman 6 m, semen permukaan casing dan TSK. Masuk rangkaian TB 5 5/8” sampai kedalaman 6 m, bor formasi sampai kedalaman 103 m, cabut rangkaian sampai permukaan, masuk casing 4” dari permukaan, duduk di 60 m, usaha masuk lebih dalam , tidak berhasil, lakukan set dan semen casing 4” di kedalaman 60 m dan TSK. Masuk rangkaian CB + HQ sampai kedalaman 58 m, bor semen hingga kedalaman 60 m, lanjut bor formasi (coring) hingga kedalaman 250 m. Konstruksi sumur SWW-1 disajikan pada Gb. 3.

Geologi Sumur
Stratigrafi sumur dangkal SWW-1 tersusun oleh dua satuan stratigrafi (dari tua ke muda) adalah Breksi Polimik dan endapan aluvial. Breksi polimik dapat dibedakan menjadi dua yaitu Breksi polimik tidak terubah hingga terubah lemah dan breksi polimik terubah sedang hingga sangat kuat(Gb. 4)

Breksi Polimik
Ditemukan dua macam breksi polimik yaitu breksi polimik yang tidak terubah hingga terubah lemah dan breksi polimik terubah sedang hingga sangat kuat.

Breksi polimik tidak terubah hingga terubah lemah, ditemukan pada selang kedalaman antara 34 m hingga 120 m, berwarna abu-abu, umumnya lapuk, fragmen menyudut-menyudut tanggung, berukuran maksimum 30 cm (diameter), umumnya kompak dank eras, kemas tertutup, terpilah buruk, semen/matrik terdiri dari pasir tufaan, rapuh dan mudah rontok. Sebagian dari breksi ini terubah lemah menjadi mineral lempung dan oksida besi, bersifat sticky-swelling clay, maksimum 15%.

Breksi polimik terubah sedang hingga sangat kuat, ditemukan pada kedalaman 120 – 250 m, terdiri dari breksi polimik yang sama dengan di bagian atas. Umumnya teroksidasi sangat kuat hingga kandungan paleosoil mencapai maksimum 65%, terutama pada kedalaman antara 160-165 m. Batuan bersifat sticky-swelling clay maksimum 40%. Batuan terubah hidrotermal menjadi mineral lempung, oksida besi, anhidrit, kadang-kadang pirit, kalsit dan klorit. Intensitas ubahan sedang hingga sangat kuat (SM/TM=40-80%).

Project Controlling

Seorang project control dapet bisa memegang satu project atau beberapa project tergantung dari organisasi perusahaan seperti system matrix atau hirarki dan tergantung workloadnya. Contoh system matrix seorang pc bekerja di perusahaan engineering mengerjaan beberapa project-project engineering yang tidak terlalu sibuk. Contoh yang hirarik, seorang pc khusus menangani satu project atau area tertentu yang menjadi tanggung jawab dia.

Minggu, 17 Januari 2010

Analisa logging

secara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log Lithologi, Log Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity diantaranya adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log dan MSFL. Sedangkan untuk Log Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic Log.

Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat dilakukan. Hal ini mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log sehingga hanya digunakan beberapa jenis log tertentu dan kecenderungan untuk mengkombinasikan beberapa jenis log (combination log) dan ini yang biasa digunakan.

Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa Spontaneous Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan Analisa Log Radioaktif yang terdiri dari Gamma Ray Log, Neutron Log, dan Formation Density Log.

-Analisa Sponteneous Potential Log (SP)
LogPada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan logging dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log Listrik, Log Radioaktif serta berbagai jenis log lainnya. tahap pertama dalam analisa log adalah mengenal lapisan permeable dan serpih yang non permeable. Log yang digunakan adalah Spontaneous Potential (SP) Log.Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain pembacaan log SP nya rata.

-Analisa Log Induksi
Log induksi digenakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang selanjutnya dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log induksi banyak menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang valid sehingga mempermudah analisa.

-Analisa Log Radioaktif

1. Gamma Ray Log
- Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.
- Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak terlalu akurat
- Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada lapisan permeable- Mendeteksi mineral
-mineral radioaktif
- Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)

2. Neutron Log
- Untuk menentukan total porosity
- Mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity tool lainnya seperti Density Log)
- Penentuan korelasi batuan

3. Formation Density Log
- Untuk mengukur porositas batuan
- Mengidentifikasi mineral batuan
- Mengevaluasi shally sand dan lithologi yang kompak
- Log ini juga dapat digunakan sebagai indikasi adanya gas

Gamma Ray Log merupakan rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi karena tiga unsur yaitu Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K) yang dipancarkan oleh batuan. Pemancaran yang terus menerus terdiri dari semburan pendek tenaga tinggi sinar gamma yang mampu menembus batuan sehingga dapat dideteksi oleh detektor.
Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan lapisan permeable dan non permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat di dalam serpih yang non permeable dan tidak banyak terdapat dalam batuan karbonat atau pasir yang secara umum besifat permeable. Kadangkala lumpur bor mengandung sejumlah unsur Potasium karena zat Potassium Chloride ditambahkan kedalam lumpur untuk mencegah pembengkakan serpih. Radioaktivitas dari lumpur akan mempengaruhi pembacaan Log Gamma Ray berupa tingkatan latar belakang radiasi yang tinggi.

-Analisa Log Kombinasi
Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti Log Listrik, Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian jenis formasi beserta kandungan formasi tersebut.
Kombinasi log yang sering digunakan dua jenis log yaitu Log Listrik dan Log Radioaktif. Log Listrik yang dimaksudkan adalah SP Log dan Log Induksi untuk Short Normal Log. Sedangkan Log Radioaktif yang dimaksud adalah Gamma Ray (GR) Log, Neutron Log dan Formation Density Log (FDL). Dari analisa Log Kombinasi ini dapat ditentukan kandungan HC dari formasi pada interval kedalaman tertentu.

Interpretasi log dilakukan untuk mengetahui harga Rw dan Sw serta menentukan lithologi batuannya. Interpretasi ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Interpretasi kualitatif meliputi penentuan lapisan permeable, penentuan batas lapisan dan penentuan zona interest. Log yang digunakan berupa SP Log, GR Log dan Resistivity Log. Sementara interpretasi kuantitatif meliputi penentuan porositas dan saturasi air (Sw). Jenis Log yang digunakan Neutron Log, Density Log, Sonic Log dan Resistivity Log. Adapun kondisi interpretasi yang dilakukan berupa Clean Formation (quick look) dan Shally Sand Formation (detailed).

Pengukuran dengan SP Log dilakukan untuk menentukan Vclay sehingga dapat diketahui jenis fluida yang terdapat dalam formasi yang dianalisa serta kandungan batuan dan kondisi dari kedalaman formasi tersebut.

Pada GR Log didapatkan suatu kurva yang menunjukkan besarnya intensits radioaktif yang ada dalam formasi. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga minimum dan harga maksimum pada penampang log maka kurva GR yang jatuh diantara kedua lapisan kurva tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale.

Pada Neutron Log, bila konsentrasi hidrogen didalam formasi besar maka semua partikel neutron akan mengalami penurunan energi serta tertangkap tidak jauh dari sumber radioaktifnya. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa neuton hidrogen tidak mewakili porositas batuan karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen. Neutron tidak dapat membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia terikat dengan mineral batuan, akibatnya pada formasi lempung yang banyak mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolah-olah mempunyai porositas tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log adalah shale atau clay dimana semakin besar konsentrasinya dalm lapisan permeable akan memperbesar harga porositas batuan. Kekompakan batuan juga akan mempengaruhi defleksi kurva Neutron Log dimana semakin kompak batuan tersebut maka harga porositas batuan akan menurun dan kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung minyak dan gas maka akan mempunyai harga porositas yang relatif kecil, sedangkan air asin atau air tawar akan memberikan harga porositas neutron yang mendekati harga porositas sebenarnya.

Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus oleh lubang bor sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar kecilnya density juga dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat kekompakan yang variatif, dimana semakin kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga densitasnya mendekati densitas matrik.

Kombinasi Log digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengevaluasi formasi serta menentukan potential productivity yang dikandungnya. Pada kombinasi log antara Neutron Log dan Density Log maka akan terdapat tampilan Log Density yang dari kiri ke kanan satuannya semakin besar sedangkan Neutron Log dari kiri ke kanan satuan porositasnya semakin kecil sehingga dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar harga densitas yang besar pada Density Log dan harga porositas neutron yang besar pada Neutron Log.

2. Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif dimana kurva Density Log akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri dan Neutron Log cenderung mempunyai defleksi ke kanan.

3. Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi positif sehingga untuk dapat membedakan antara separasi positif pada lapisan air dengan lapisan hidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat kurva Resistivity Log dan SP Log.



Rahasia hidup bahagia
Apakah rahasia hidup yang bahagia itu? Banyak orang yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di luar kita, seperti harta benda yang kita miliki. Apakah Anda akan berbahagia jika mempunyai rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan hidup dan anak-anak yang tampan dan cantik? Mungkin Anda akan mengatakan ”ya.” Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama.
Kebahagiaan yang disebabkan hal-hal di luar kita adalah kebahagiaan semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu Anda berhasil memiliki barang tersebut. Anda melihat kawan Anda membeli mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Anda begitu ingin memilikinya.
Anehnya, begitu Anda berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Anda merasa biasa-biasa saja. Bahkan, Anda mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang Anda miliki. Anda kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan Anda tidak akan pernah bahagia.
Budha Gautama pernah mengatakan, ”Keinginan- keinginan yang ada pada manusia-lah yang seringkali menjauhkan manusia dari kebahagiaan. ” Ia benar. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Anda tidak perlu memiliki apapun untuk berbahagia. Ini adalah sesuatu yang sudah Anda putuskan dari awal.
Coba katakan pada diri Anda sendiri, ”Saya sudah memilih untuk bahagia apapun yang akan terjadi.” Anda akan merasa bahagia walaupun tidak memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai dengan keinginan Anda. Semua itu tidak akan mengganggu karena Anda tidak menempatkan kebahagiaan Anda disana.
Kebahagiaan yang hakiki terletak di dalam diri Anda sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran Anda. Ubahlah cara Anda berpikir dan Anda akan segera mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin.
Ada tiga pikiran yang perlu senantiasa Anda tumbuhkan. Saya mendapatkan gagasan mengenai tiga kunci kebahagiaan ini setelah merenungkan arti tasbih, tahmid dan takbir yang kita ucapkan tiap hari tapi sering tanpa makna yang mendalam. Saya kira ajaran seperti ini bukan hanya kita temukan dalam Islam saja, tetapi juga dalam ajaran agama yang lain.
Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan. Coba renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaanny a. Dengan memahami konsep ini, hati Anda akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain.
Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan!
Kunci kedua adalah bersyukur. Coba renungkan kata alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani miskin yang kehilangan kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap kejadian itu, namun ia hanya mengatakan, alhamdulillah.
Seminggu kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orang-orang di desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya berkata, alhamdulillah.
Tak lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya. Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya mengatakan, alhamdulillah. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah. Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah.
Cerita itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia hadapi.
Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil. Coba renungkan kalimat Allahu akbar. Anda akan merasa bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang.
Penelitian mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan penyebab terbesar stres, seperti kematian orang yang kita cintai, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini bolehlah Anda anggap sebagai hal yang ”agak besar.” Tapi, bukankah hal-hal ini hanya kita alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu tertentu? Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup sebenarnya hanyalah masalah-masalah kecil

kondifikasi perminyakan

Lazimnya dunia kedokteran yang mengenal spesialisasi lanjutan profesi, maka dunia perminyakan juga mengenal beberapa spesifikasi khusus setelah menyelesaikan basic science of petroleum major. Secara garis besar, teknik perminyakan dibagi menjadi dua kelas yaitu teknik pengelolaan minyak bumi dan gas (migas) dan teknik pengelolaan panasbumi (geothermal).
Kelas pertama, yaitu minyak bumi dan gas merupakan pilihan umum dikarenakan ruang lingkupnya yang lebih besar. Pada kelas ini dibagi lagi menjadi beberapa subkelas sebagai spesialisasi tiap individu berdasarkan bidang yang disenangi. Subkelas tersebut adalah bagian pengeboran (drilling engineer), bagian produksi (production engineer) dan bagian lapangan (field engineer). Pada perkembangan selanjutnya dikenal berbagai spesialisasi tertentu berdasar experience lapangan seperti Mud Logger, Driller, Tool Pusher, HF (Hydraulic Fracturing) Specialist serta beberapa skill yang berlicensi. Kelas kedua, berupa panasbumi (geothermal) sebenarnya hampir sama dengan kelas pertama, yang membedakannya adalah desain serta perencanaan yang didasarkan pada kondisi di geothermal yang mencapai ratusan bahkan ribuan derajat kelvin.Pada prinsipnya kedua kelas diatas bisa diibaratkan sebagai saudara sejalan, yang saling mengenal satu dengan lainnya. Jika anda mengambil kelas pertama, maka anda juga akan berkenalan dengan kelas kedua meskipun tidak begitu mendetail dan hanya sampai pada dasar-dasar pembelajaran umum, demikian juga sebaliknya.Seiring dengan perkembangan dunia perminyakan, setiap individu yang berkecimpung di dalamnya dituntut untuk bisa menguasai kedua bidang diatas, minimal secara teoritis. Meskipun kenyataan di lapangan bahwa teori "hanya" dipakai 10-15 %, tetapi minimal dapat memberikan jawaban jika ditanya mengenai prinsip-prinsip dasarnya. Diatas semua itu kembali lagi pada semangat untuk terus berkembang dan membuat inovasi baru di bidang apapun yang kita tekuni.